Seru, Menikmati Nyepi di Bali dengan Kissing Festival

Seru, Menikmati Nyepi di Bali dengan Kissing Festival - Ohayo.co.id

Ohayo.co.id – Beberapa tahun belakangan, Nyepi atau Hari Raya Umat Hindu tidak hanya dirayakan di Pulau Bali saja. Umat Hindu di beberapa daerah lain, seperti di Makasar, Lombok, Malang, serta Yogyakarta mulai merayakannya dengan ritual keagamaan yang sakral seperti di Bali. Dimulai dengan ritual Melasti yang bertujuan untuk menyucikan alam manusia dan alam semesta; Pangrupukan atau pawai ogoh-ogoh sebagai lambang menjauhkan roh jahat dari manusia; Tawur Agung Kesanga yang bertujuan untuk memohon keseimbangan dan harmoni, dan diakhiri dengan Ngembak Geni yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan kerabat. Meski demikian, perayaan Nyepi di Bali tetap saja memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri dibandingkan perayaan Nyepi di daerah lain, mengingat mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk Hindu.

Pada setiap puncak Perayaan Nyepi di Bali, seluruh penduduk maupun wisatawan yang berada di Bali tidak diperbolehkan keluar dari rumah atau tempat penginapan. Puncak perayaan Nyepi 2019 di Bali akan dimulai dari tanggal 7 Maret 2019 pukul 6 pagi dan berakhir di tanggal 8 Maret 2019 pukul 6 pagi. Artinya, sejak Nyepi dimulai seluruh Umat Hindu di Bali akan melaksanakan Catur Brata yang terdiri dari amati geni (tidak menyalakan penerangan), amati karya (tidak melakukan pekerjaan), amati lelungan (tidak berpergian), dan amati lelanguan (tidak menghibur diri). Usai melaksanakan Catur Brata selama 24 jam, Umat Hindu akan menjalani Ngembak Geni yakni mulai menyalakan api dan beraktivitas untuk pertama kalinya di tahun baru Saka.

Selama Catur Brata berlangsung, wisatawan yang ada di Bali memang tidak diperbolehkan untuk keluar dari tempat penginapan maupun melakukan kegiatan yang dapat mengganggu Perayaan Nyepi di Bali. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ada hal menarik yang hanya bisa Anda nikmati saat Nyepi di Bali.

Menenangkan diri dengan meditasi

Menenangkan diri dengan meditasi
Kondisi yang tenang dan damai ditambah dengan udara Bali yang bebas polusi selama Catur Brata bisa Anda manfaatkan untuk melakukan meditasi dan menenangkan diri (Foto: Pexels.com)

Tidak dapat dipungkiri, keberadaan media sosial saat ini telah menyita sebagian besar waktu Anda untuk berkumpul bersama orang terkasih atau sekadar untuk merenungi perjalanan hidup Anda. Mungkin Anda salah satu orang yang sudah berada dalam tahap “kecanduan” media sosial dan mengalami kesulitan untuk berhenti terhubung dengan media sosial.

Apabila Anda mengalaminya, cobalah pengalaman baru dengan hidup tanpa jaringan internet selama 24 jam. Di tahun 2018, Pemerintah Daerah Bali mengeluarkan perintah untuk mematikan jaringan internet di seluruh Bali selama puncak Perayaan Nyepi. Dalam kurun waktu tersebut, Anda bisa melakukan hal-hal menarik, seperti menikmati pemandangan, mendengarkan suara alam, atau sekadar melakukan renungan dan berusaha untuk lebih mengenal diri sendiri melalui meditasi. Kegiatan tersebut akan membantu Anda menenangkan pikiran dan siap untuk menyusun langkah yang lebih baik di hari esok.

Baca juga : Keren, Ini 3 Festival Bali Jelang Nyepi yang Sarat Nilai Seni dan Budaya

Hadiah dari langit saat puncak Nyepi di Bali

Hadiah dari langit saat puncak Nyepi di Bali - Seru, Menikmati Nyepi di Bali dengan Kissing Festival - Ohayo.co.id
Selama puncak Perayaan Nyepi, penerangan di Bali akan dimatikan dan keadaan malam akan gelap, sehingga bintang dan bulan di langit akan menjadi sumber penerangan utama untuk seluruh daerah di Bali (Foto: Pexels)

Usai meditasi, Anda bisa beranjak keluar ruangan dan menikmati kedamaian alam di malam hari. Anda akan merasakan udara yang segar tanpa polusi dan dapat menyaksikan langit malam yang sangat indah. Bintang-bintang di langit pasti akan bersinar sangat memukau mengingat hanya akan ada sedikit penerangan saat puncak Nyepi di Bali.

Kapan lagi Anda bisa memandang langit penuh bintang yang bersinar ditemani suara alam yang sulit didapatkan di kota? Pengalaman menyaksikan keindahan alam ini pasti akan menjadi hadiah paling indah di dalam hidup Anda.

Berbelanja di Pasar Rakyat Majelangu

Berbelanja di Pasar Rakyat Majelangu - Seru, Menikmati Nyepi di Bali dengan Kissing Festival - Ohayo.co.id
Pernak-pernik serta cenderamata khas Bali bisa Anda dapatkan di Pasar Majelangu yang hanya buka sekali setahun usai Nyepi (Foto ilustrasi: Pexels.com)

Pada pagi harinya, setelah puncak Nyepi 2019 berakhir, tepatnya tanggal 8 Maret 2019 pukul 6 pagi, Anda bisa keluar dari tempat penginapan untuk menikmati udara pagi yang sejuk. Anda bisa berkunjung ke Pasar Majelangu atau pasar dadakan yang hanya bisa ditemukan sehari setelah acara Nyepi. Pasar Majelangu yang digelar di Desa Adat Tuban tepatnya di sepanjang Jalan Raya Tuban ini buka dari pagi sampai malam hari.

Di sana Anda bisa berbelanja cenderamata khas Bali, berburu kuliner, atau sekadar cuci mata dan berfoto dengan ogoh-ogoh di gapura masuk pasar. Usai berbelanja di Pasar Majelangu, Anda bisa memilih untuk menikmati pemandangan di Pantai Kuta atau menonton tradisi embed-embedan (tarik tambang) yang digelar di dekat lokasi Pasar Majelangu.

Baca juga : Begini Potret Keluarga Oka Antara dan Happy Salma Saat Perayaan Nyepi

Menyaksikan Kissing Festival di Banjar Kaja, Sesetan

Menyaksikan Kissing Festival di Banjar Kaja, Sesetan - Seru, Menikmati Nyepi di Bali dengan Kissing Festival - Ohayo.co.id
Tradisi Omed-omedan yang dilangsungkan di hari Ngembak Geni ini memiliki tujuan untuk membangun solidaritas dan kesetiakawanan antara pemuda dan pemudi di Banjar Kaja, Sesetan (Foto: Iseebali)

Di hari Ngembak Geni yakni sehari setelah puncak Perayaan Nyepi, masyarakat di Banjar Kaja Sesetan, Denpasar menggelar tradisi unik bernama omed-omedan atau banyak dikenal dengan sebutan ajang ciuman massal. Omed-omedan yang dapat diartikan sebagai tarik-tarikan biasanya diikuti oleh pemuda dan pemudi berumur 17 sampai 30 tahun.

Cara melakukan omed-omedan sebenarnya hampir sama dengan permainan tarik tambang, bedanya, dalam omed-omedan peserta hanya menggunakan tangan kosong untuk menarik anggota dari kelompok lawan jenis. Omed -omedan dimulai setelah seorang sesepuh memberi aba-aba permainan dimulai. Peserta yang berada di barisan paling depan akan saling gelut (berpelukan), diman (cium), dan siam (disiram air).

Selain untuk melestarikan kearifan lokal, pelaksanaan tradisi ini diharapkan dapat membangun solidaritas dan kesetiakawanan antar pemuda dan pemudi. Di samping bisa mendengarkan alunan indah gamelan Bali, tradisi ini pasti akan membuat Anda sangat terhibur saat melihat ekspresi keseruan dari peserta dan penonton.

Seru bukan jika Anda dapat merayakan Nyepi di Bali tahun ini dengan menarik diri dari hiruk pikuk kota dan menikmati libur panjang dengan agenda berbeda? Yuk nikmati keseruan perayaan Nyepi di Bali dengan berbagai helatan yang atraktif dan seru ini!

(ohayo.co.id - #rayakankeberagaman)
Penulis: Dewi Tri Utami
Editor: Fitria Yusrifa

0 Comments

Leave a Comment

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password